Minggu, 28 April 2013

"BALASAN BERGANDA"
Tiba-tiba seorang kakek muncul ketika Rasulullah sedang berkumpul bersama para sahabatnya di dalam masjid selepas mengerjakan shalat jama'ah.
"wahai, Rasulullah. saya sangat lapar. tolonglah saya dan saya tidak punya pakaian kecuali yang menempel di badan sekarang. Berilah saya."
Sebenarnya Rasulullah sangat iba menyaksikan keadaan orang tua itu. Wajahnya pucat. Bibirnya membiru. Dan tangannya agak gemetar memegangi tongkatnya. Cuma kebetulan beliau sedang tidak punya apa-apa. Sudah habis diberikannya kepada yang lain.

"Maaf , orang tua. Tidak ada yang dapat saya berikan saat ini. Tapi jangan putus asa. Datanglah kepada anak saya, Fatimah, mungkin ada sesuatu yang bisa diberikannya sebagai sedekah. "
Maka pergilah kakek itu kepada Fatimah. Didepan rumahnya kakek itu berseru,"Wahai putri Rasulullah . Aku lapar sekali. Dan tidak punya pakaian. Aku datang kepada ayahmu, tetapi beliau sedang tidak punya apa-apa. Aku disuruhnya datang kepadamu. Mungkin engkau , punya sedekah untukku ?"
Fatimah kebingungan. Ia tidak memiliki barang yang cukup berharga untuk disedekahkan. Padahal, selaku keluarga Rasulullah ia telah terbiasa menjalani hidup amat sederhana, jauh dibawah taraf kehidupan rakyat jelata. yang dinaggapnya masih lumayan berharga cuma selembar kulit kambing yang biasa dipakai sebagai alas tidur Hasan dan Husain. Jadi , itulah dan diserahkannya kepada si kakek.
Orang tua itu lebih kebingungan daripada yang memberikan. Ia sedang lapar dan tidak punya pakaian. Mengapa kepadanya diserahkan selembar kulit kambing ? untuk apa ?
"Wahai, Putri Rasulullah . Apakah kulit kambing itu dapat menyenangkan perutku dan dapat kupakai untuk menghangatkan badanku ?" Tanya orang tua itu.
Fatimah tidak bisa menjawab. Ia kembali masuk kedalam rumahnya, mencari-cari benda lain yang pantas disedekahkan. Ia bertanya-tanya, mengapa ayahku mengirimkan orang ini kepadaku, padahal ayah tau aku tidak lebih kaya daripada beliau ? sesudah merenung sejenak barulah ia teringat akan seuntai barang pemberian Fatimah binti Hamzah bin Abdul Muthalib, bibinya. Barang itu amat indah, namun ia merasa kurang pantas memakainya , karena ia dikenal sebagai pemimpin umat. Barang itu adalah sebuah emas.
Buru-buru diambilnya dari dalam kotak simpanannya, lalu diserahkan kepada si kakek. Orang itu terbelalak melihat benda yang kini digenggamnya. Begitu indah. Pasti amat mahal harganya. Dengan suka cita orang tua itu pergi menemui Rasulullah kembali dimasjid. Diperlihatkannya kepada beliau kalung emas pemberian Fatimah. Rasulullah hanya berdo'a, "Semoga Allah membalas keikhlasannya."
Salahsatu sahabat Nabi yang kaya raya, Abdur Rahman bin Auf, barkata"Hai, orang tua. Maukah engkau jual kalung itu kepadaku ?"
"Silahkan. Kalung itu milikmu,"sahut nabi. Orang tua itu lantas berkata kepada Abdurrahman bin Auf ,"berikan kepadaku bebrapa potong roti dan daging untuk menangsal perutku, dan sekedar biaya kepulanganku ke kampung."
Abdurrahman bin Auf mengeluarkan dua puluh dinar dan seratus dirham, beberapa potong roti dan daging, pakaian, serta seekor unta untuk tunggangannya ke kampung.
Dengan gembira kakek itu berkata,"Terima kasih, Wahai kekasih Allah. Saya telah mendapatkan yang lebih daripada yang saya perlukan. Bahkan saya merasa telah menjadi orang kaya.
Nabi menjawab,"Terima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya harus diawali dengan terima kasih kepada yang bersangkutan. Balaslah kebaikan Fatimah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar